SAHABAT TERINDAH



        Ketika adzan subuh sayup-sayup ku dengar, aku terbangun dari tidur ku. Bergegas aku ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu dan sholat subuh. Hari ini adalah hari pertama masuk Sekolah Menengah Pertama. Semalam aku tidak bisa tidur membayangkan akan bertemu teman teman baru dari berbagai sekolah yang pasti akan berbeda dengan teman-teman Sekolah Dasar dulu.
        Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 6, sambil merapikan baju dan menyisir rambut, aku mendengar mama sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Tiba tiba terdengar mama memanggilku dri meja makan “Dik...ayo  cepat segera makan agar tidak terlambat!!” seru mamaku.
        Aku segera menyusul ke meja makan  sambil menaruh tas di ruang tengah, dimana kami biasa menonton televisi bersama. Mama dan papa sudah lebih dahulu berada di meja makan menikmati sarapan pagi dan siap-siap berangkat ke kantor yang kebetulan tidak jauh  letaknya dari sekolahku
        Sambil melahap sarapan dengan telur dadar yang keliatan sangat nikmat, pikiran ku terus berputar membayangkan apa yang akan ditemui di sekolah ku sebentar lagi. Aku memang bercita-cita masuk SMP Harapan Bunda sejak SD dan banyak juga teman-temanku yang punya cita-cita yang sama karena SMP Harapan Bunda merupakan salah satu SMP Islam yang favorite dikotaku
        Tak berapa lama kami bertiga sudah dalam perjalanan ke sekolah. Sepanjang jalan banyak kendaraan saling mendahului dan tampak terburu buru , rupanya banyak yang mengejar waktu agar tidak terlambat.
        “Biasanya memang hari Senin lalu lintas selalu padat pada jam – jam sibuk seperti ini “ Kata Papa memecah lamunanku.”Makanya lebih baik kalau berangkat lebih pagi , jalan masih sepi dan bisa lebih santai” gumam Papa.

        “Benar juga kata Papa” begitu kata dalam batinku. Akupun berjanji dalam hati untuk bangun lebih pagi besuk dan berangkat lebih pagi.
“Siap-siap Dik.. tuh sekolahmu udah tampak”Kata Mama sambil menunjuk sekolahku yang tampak megah dari kejauhan .Akupun mengambil tas dan mengalungkan ke punggungku.
Sambil masih merasakan debar-debar dag dig dug di hatiku , perlahan aku membuka pintu mobil, setelah papa mendapat tempat parkir yang sedikit agak jauh .
        Aku turun dari mobil dengan diikuti mama dibelakang yang tak tega rupanya melepaskan aku sendiri .Mama tahu kalau tidak ada teman SD ku yang seberuntung aku diterima di SMP Harapan Bunda ini.
Itulah salah satu yang membuat aku deg degan dan khawatir menghadapi hari pertama masuk sekolah .
        Terlihat sudah banyak anak-anak yang bergerombol di beberapa tempat sambil menunggu bel berbunyi.Aku melihat wajah-wajah asing yang belum pernah kenal atau ketemu sebelumnya.Beberapa terlihat menyendiri dengan orang tuanya dan tidak sedikit yang terlihat ceria berkelompok dengan gurauan-gurauan segar diantara mereka.
        Dengan maju selangkah demi selangkah dan mama dibelakangku mengikuti , aku mencuri-curi pandang pada gerombolan anak-anak yang tampak akrab diantara mereka, “ siapa tau ada yang kenal..”pikirku setengah melamun.
        “Gubrak....” aku kaget dan terhenyak ketika tiba-tiba ada anak perempuan didepanku yang karena buru-buru menabrakku hingga nyaris jatuh.
“Ma’af...ma’af... tidak apa-apa mbak” katanya, setengah khawatir melihatku sempoyongan hampir jatuh, kalau saja mama tidak sigap menahanku dari belakang.
        Setengah kaget dan masih agak bingung aku menatap perempuan yang menabrakku.” Hati-hati kalau jalan...lihat didepan jangan melamun dik” kata Mama sedikit keras.
“Ma’af tante....ma’af tante , tidak sengaja tante ma’af ya...”kata anak itu ketakutan melihat wajah Mama yang agak cemberut.
Eh...tiba-tiba saja aku teringat wajah ini...Benar sekali....! Aku hafal wajah yang selalu ceria ,imut dan hampir tiap hari selalu bermain bersama dulu.....Ya  benar...kataku dalam hati, bercampur gembira.
“Windy ya...!! Hai Win...lupa ya ma aku”kataku berbunga-bunga.
“Hah...kamu ya Sheryl..! sekolah disini juga ya “kata Windy berubah jadi ceria ketika melihat aku.
Windy adalah teman masa kecilku dan sekolah di Taman Kanak-Kanak yang sama.Kami begitu akrab dulu  bermain kemana mana dan selalu saling mendukung satu sama lain.
dan disaat harus lomba ayah Windy harus menunggu mamanya yang saat itu masuk rumah sakit, dan Papakulah yang mengantar dan Windy menang dalam lomba itu.
        Pada suatu kejadian Aku dimarahi Ibu Guru gara-gara anak bengal yang selalu usil dan menggangguku , Windylah yang berani membelaku dan membuat anak bengal itu menangis seperti cewek , padahal badannya paling besar diantara kami dan kamipun ketawa bareng ketika tahu ternyata anak itu cengeng.
        “Kamu kemana saja lama tidak ketemu setelah selesai TK dulu” kata Mama setelah aku ingatkan Windy sebagai teman taman kanak –kanak dulu.     “Kami pindah ke Surabaya tante, Papa pindah tugas mendadak jadi tidak sempat pamit”kata Windy sambil tersenyum bahagia bertemu sahabatnya lagi.
        Akupun lega, ternyata Windy sahabat kecilku yang selalu membelaku kembali satu sekolah denganku.Kamipun segera akrab kembali dan ketika bel tanda masuk berbunyi Aku dan Windy pun mantab berjalan bersama masuk ke kelas.


Salfa Diaz/7A/22

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Popular Posts