Bantulah Temanmu


Pelajaran olah raga hari ini begitu mengasyikan dan juga melelahkan. Anak-anak kelas disuruh untuk berlari sepanjang tiga kilometer keluar sekolah dan tiga kilometer menuju sekolah.
Tak terasa sudah setengah perjalanan. Sang guru mempersilakan murid-muridnya untuk beristirahat terlebih dahulu. Air minum sebagai bekal anak-anak kelas sudah hampir habis, kecuali Fisya  yang memiliki persediaan air lebih banyak daripada teman-temannya.
“Fisya, boleh minta air minummu, tidak? Aku haus sekali, air minumku habis.” Pinta Farah.
“Duh, aku juga jadi haus, nih.” Kata Fisya ysmg kemudian meminum air minumnya. Farah terdiam karena Fisya tidak memberi jawaban padanya.
“Fis, boleh minta air minummu, tidak?” Tanya Farah lagi.
“Tapi minumku tinggal sedikit, tidak papa?” Ucap Fisya.
“Tidak papa, aku hanya akan minta air sedikit.” Jawab Farah yang mulai tersenyum.
“Baiklah, tapi aku minum dulu sebentar.” Kata Fisya.
Fisya menganggukkan kepala dan menunggu gilirannya untuk minum. Senyumnya mengembang karena ia akan menghilangkan rasa haus yang ia rasakan saat perjalanan tadi.
“Gimana kalau kamu minta minum ke teman lain saja? Minumku sudah habis. Tadi aku haus sekali sehingga aku habiskan. Tidak papa ya?” Kata Fisya yang membuat Farah menghilangkan senyumnya dan meninggalkannya.
Walaupun tempat minumnya kecil, ternyata Zahra masih punya persediaan air minum yang cukup banyak karena ia hemat air. Mengetahui hal itu, teman-temannya, salah satunya Farah, mendatanginya untuk meminta minum. Karena terlalu banyak yang minta air minum, air minumnya habis dan ia tidak kebagian. Namun dia tetap tersenyum ikhlas dan mengiyakan permohonan maaf dari teman-temannya.
Sang guru menghentikan waktu istirahat para muridnya dan melanjutkan perjalanan.
Ketika mau sampai di sekolah, anak-anak dengan napas terengah-engah mengucapkan kalimat tahmid bersama. Zahra dan Fisya berlari sebelahan, dan merek terjatuh karena kelelahan pada waktu yang sama.
Anak-anak kelas langsung membantu Zahra untuk berdiri lagi dan mengantarkannya ke ruang UKS, sementara Fisya hanya dibantu oleh tiga orang yan belum mengetahui sifatnya.
Ruang UKS begitu penuh karena anak-anak kelas yang melingkari kasur yang Zahra gunakan untuk membaringkan diri.  Bahkan mereka tidak sadar bahwa Fisya juga terjatuh dan dibawa juga ke UKS, tapi yang membantu hanya tiga orang temannya.
Untuk mengurangi tingkat kepenuhan di ruang UKS, guru hanya membolehkan satu anak untuk menemani Zahra dan Fisya, dan yang ditunjuk adalah Farah.
Farah terdiam menatap Zahra yang sedang berbaring. Fisya merasa sepi karena ia tahu pasti Farah marah dengannya.
“Far, maafin aku, ya.” Ucap Fisya.
Farah diam saja dan hanya menatap Zahra.
“Far, maaf, ya.” Tegas Fisya.
“Ya.”
“Aku tidak akan melakukan hal yang sama seperti tadi.” Janji Fisya untuk berubah.

Walaupun Fisya tidak memberi keterangan tentang alasan mengapa ia minta maaf, tapi Farah tetap memaafkan karena ia tentu tahu alasannya. Senyum tulus mengembang di bibir Farah yang kemudian dibalas oleh Fisya. Zahra yang mendengarkan percakapan mereka menjadi tersenyum sambil memejamkan mata. 

Karya: Nabila Rahmananda Komara 7A/16

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Popular Posts