Lucky Bracelet
“Nisa, liat deh gelang baruku! Lucu
kan? Ini hadiah yang ku dapat waktu ultah kemarin!” pamer Ema sahabatku, sambil
mengayun-ayunkan gelang dengan bandul yang lucu didepan mataku. Sudah sering
aku melihat gelang itu dimana-mana. Di sekolah, bahkan orang-orang dijalanan
juga banyak yang memakai gelang seperti itu.
“Ema, itu sebenernya gelang apa sih?
Kok aku sering lihat ya dimana-mana. Mau di jalan, sekolah, dimana-mana
pokoknya ada gelang itu!” tanyaku antusias karena gelang itu memang bagus dan
aku ingin membelinya.
“Kamu nggak tau ini gelang apa Nis?
Beneran? Kamu nggak bohong kan?” tanya Ema tidak percaya.
“Seriusan aku nggak tau.. mana
mungkin aku bohong..” jawabku meyakinkannya.
“Ini itu ya, gelang pembawa keberuntungan!
Namanya itu Lucky Bracelet! Sekarang
lagi nge-trend banget nih gelang ini!” Jelasnya.
Aku hanya menganga selama Ema
memberikan penjelasan tentang gelang itu. Jika dilihat-lihat gelang Lucky Bracelet itu memang indah. Ada
bandul bintang yang melambangkan popularitas, dollar yang melambangkan harta,
love yang melambangkan cinta dan kehangatan, bulan yang melambangkan
ketenangan, dan bunga yang melambangkan keanggunan.
Dengan melihat gelang itu ada di
pergelangan tangan orang banyak, lama-kelamaan timbul rasa ingin membelinya.
Tapi yang menjadi pikiranku saat ini adalah mana mau mama membelikanku gelang
baru, padahal aku sudah punya banyak gelang dan nilai-nilaiku juga turun
setelah diberikan handphone baru.
Selama pelajaran, aku tidak bisa
fokus. Aku terus memikirkan gelang Lucky Bracelet
yang bergemerincing di dalam pikiranku. Di perjalanan aku langsung meminta mama
untuk berhenti di toko gelang yang terkenal di kotaku.
“Ma, Nisa boleh nggak beli Lucky Bracelet? Itu lho gelang pembawa
keberuntungan!” pintaku pada mama.
“Gelangmu dirumah kan udah banyak..
Itu aja masih banyak yang belum kamu pakai.” Jawab mama.
“Yah ma.. Itu kan udah jadi trend
tahun ini.. Di sekolah udah pada punya semua.. tinggal Nisa yang belum punya!
Oiya ma, nanti berhenti di supermarket ya! Nisa mau beliin Fira, temen Nisa
yang mau ulang tahun..”
“Iya.. tapi nanti mama ke tempat
sayuran-sayuran ya.. Nanti Nisa beli kadonya sendiri, mama kasih uang. 200.000
cukup kan?”tanya mama.
“Cukup kok ma!”balas ku.
Setelah sampai, mama memberiku uang
untuk membeli kado dan langsung berjalan menuju ke bagian sayuran.
“Oiya, nanti kalau udah selesai
telpon mama ya.. nanti kesini lagi” pesan mama.
Aku pun menaiki lift ke lantai 3, bagian aksesoris. Sempat
terpikir olehku untuk membelikan Fira Lucky
Bracelet. Tapi setelah kupikir-pikir, jika kugunakan uang beli kado Fira
untuk membeli Lucky Bracelet untukku yang
berharga 100.000 masih ada sisa 100.000.
Seperti halnya pada film, saat ini serasa ada 2 malaikat baik
dan buruk yang bertarung memperebutkan keputusanku. Tapi tak tahu siapa yang
menang.
Ya.
Tidak.
Ya.
Tidak.
Ya.
“Ya! Aku akan beli gelang itu dengan uang ini! Lagi pula
masih ada sisa 100.000 untuk beli kado Fira!”pikirku dalam hati. Aku pun langsung menuju ke toko gelang yang
diluarnya ada manekin yang menggunakan gelang Lucky Bracelet.
Klinting! klinting! Bunyi bel yang sengaja dipasang dipintu
penanda ada pelanggan menyambutku.
“Selamat sore dik, ada yang bisa dibantu?” tanya petugas
toko.
“Emm.. aku mau beli Lucky
Bracelet nya mbak..”jawabku
“Oh pas banget dik! Ini stok terakhir yang ada di toko ini!”kata
petugas toko dengan antusias mendapati gelang Lucky Braceletnya sudah
habis terjual.
“Oh iya mbak, hehe.. ini uangnya” kataku sambil meyerahkan 2
lembar uang 50.000.
“Oke, uangnya pas ya.. saya bungkus dulu ya dik.. Ini
dia”kata petugas toko dengan menyerahkan bingkisan warna merah muda yang
bertuliskan ‘The Lucky Bracelet from Neverland’. Bukan berarti dari negrinya Peterpan dan Tinkerbell ya! Tapi Neverland adalah perusahaan pembuat aksesoris
ternama untuk anak muda.
Saat keluar, aku langsung menyimpan bungkusnya kedalam tas
supaya tidak ketahuan mama. Tapi tentu saja gelangnya kupakai walaupun harus
disembunyikan siapa tahu mama memata-mataiku. Hihihi.
Uang yang tersisa 100.000 dan akan digunakan untuk membeli
kertas kado, solasi, dan bahan yang diperlukan lainnya 20.000. Jadi sisa uang
yang kumiliki sekarang adalah 80.000. Apa yang bisa dibeli dengan uang 80.000
ya?
Saat menyusuri lorong-lorong yang ada, aku melihat sebuah
toko es krim yang sangat menggiurkan. Sangat pas dengan perutku yang lama-kelamaan
meminta di isi. Kulihat daftar harga. Ternyata 1 scoop es krim 10.000. Aku pun membeli 2 scoop es krim rasa vanilla kesukaanku.
Setelah saat pembayaran, ternyata uang jajanku tinggal
10.000. Aku ingat, tadi waktu istirahat aku membeli semangkok mi ayam dan
segelas jus jeruk. Karena tidak mungkin es krimnya dikembalikan, terpaksa aku
menggunakan uang mama lagi untuk membayar sisa yang harus dibayar yaitu 10.000.
Sekarang uangku tinggal 70.000. Apa yang akan kubeli ya?
Coklat? Ah masa iya dikado coklat.
Boneka? Terlalu mahal! Harganya pasti lebih dari 70.000.
Sepatu? Itu lebih mahal dari boneka!
Baju? Sayang sekali aku tidak tahu ukuran badan Fira..
“Oh aku tahu! Kan hari ini ada obral besar-besaran!” pikirku
dalam hati sambil berjalan menuju ke
lantai 2 dimana terdapat barang-barang yang sedang di obral. Sesampainya disana
aku langsung mencari barang-barang yang cocok dijadikan hadiah ulang tahun
Fira.
Setelah lama mencari, akhirnya kutemukan hiasan meja
berbentuk jerapah yang harganya 60.000. Hanya itu satu-satunya barang bagus
yang kutemukan. Barang-barang yang lain seperti piring, gelas, dan alat-alat
rumah tangga lainnya. Daripada besok tidak bawa kado, lebih baik aku beli.
“Nisa, kamu dimana? Masa nyari kado aja lebih dari 3 jam?”tanya
mama di telepon.
“Iya bentar ya ma.. Ini Nisa lagi OTW kesana kok..”jawabku.
Akupun berjalan ke tempat aku dan mama janjian tadi dengan
perasaan senang tetapi juga sedih. Aku senang karena aku memiliki gelang baru
yang memang menjadi trend saat ini. Tapi aku sedih karena harus membelikan Fira
kado di tempat barang-barang obral. Padahal biasanya, barang yang ada di tempat
obral adalah barang yang rusak sedikit atau tidak laku.
Saat sampai di rumah, aku langsung menaruh Lucky Braceletku
ke kotak aksesoris supaya mama tidak menanyakannya. Aku akan memakainya lagi
sebelum berangkat sekolah sehingga teman-teman bisa melihat gelangku yang baru.
“Nisa, ayo turun dulu, Nisa belum makan malam kan?” tanya
mama.
“Iya ma” jawabku menuju ke lantai bawah untuk makan.
“Nih mama buatin bubur. Aduk dulu biar bumbunya rata” kata
mama sambil memberikan semangkok bubur ayam.
Aku menuruti perintah mama. Ku aduk perlahan-lahan. Rasanya
seperti ada yang menyangkut dibawah sana. Karena penasaran, ku angkat sendokku.
Aku kaget sekali karena ternyata ada gelang ku. Padahal tadi sudah ku simpan di
kotak aksesoris.
Supaya tidak ketahuan, aku cepat-cepat menaruh gelang itu ke
kotak aksesorisku kembali. Aku merasa lega karena mama tidak melihatku saat aku
mencuci gelang dan menaruhnya kembali. Tapi aku masih penasaran kenapa gelang
itu bisa muncul begitu saja.
********
Sepertinya gelang itu benar-benar mengikutiku! Walaupun sudah
kubuang ke tempat sampah, ku letakkan di kolong tempat tidur, kubuang ke sungai,
tiba-tiba muncul sudah terkait di tanganku.
Akhirnya kuputuskan untuk memberikannya ke Fira, setelah
kuingat-ingat Fira belum memiliki Lucky Bracelet dan dia pernah bilang ia ingin
memilikinya tapi tidak boleh karena keluarganya termasuk keluarga yang kurang
mampu. Selain itu, aku juga merasa bersalah karena telah menggunakan uang beli
kado Fira untuk beli Lucky Bracelet. Ku bungkus hiasan jerapah dan Lucky
Bracelet itu di dalam kertas kado bermotif floral
kesukaan Fira.
Hari ulang tahun Fira pun datang. Aku dengan perasan senang
memberikan hadiah itu untuk Fira.
“Fira, selamat ulang tahun ya.. Semoga panjang umur, sehat
selalu, tambah cantik dan pinter juga. Hm.. maaf ya fir” ucap ku pada Fira
sambil menjabat tangannya.
“Amiin.. Makasih ya udah dateng.. Maaf buat apa? Kamu kan
nggak punya salah sama aku” tanyanya.
“Maaf buat.. Adadeh! Hihihi”balasku.
Huuuh.. akhirnya aku terbebas dari gelang itu!
Oleh : Hayyu Adenia Andarini / 11
05.15
|
Label:
cerita,
cerita pendek,
Cerpen,
contoh cerpen
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
Entri Populer
-
Namaku Ayana, aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama Kak Rena. Aku sering banget berantem sama Kak Rena, mungkin gara-gara kita sama...
-
teks eksposisi:Karakter Remaja Islami oleh:yunus akbar surya putra (yunus/7 A/26) Pada saat ini karakter remaja islami sudah luntur ,b...
-
oleh : M.Haidar Ulin Naja VIIA/15 Kebersihan Lingkungan SPALZA PATLAS Lingkungan SMP AL AZHAR 14 kini menjadi pertanyaan ! Kebersih...
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2014
(43)
-
▼
Maret
(22)
- GARA-GARA RAUTA
- Maafkan aku
- Bantulah Temanmu
- Cerita masalalu ku Sering kali aku mendengar p...
- SAHABAT TERINDAH
- KADO UNTUK MAMA
- ...
- Sahabat Sebenarnya
- Lucky Bracelet
- Sahabat saling Membantu Sabtu ini, c...
- Mimpi si Insomnia
- CERPEN BUDI DAN ANDI
- SI PINTAR
- LINGKUNGAN BERSIH Pada suatu hari ada 3...
- Ayo Menabung
- cerpen
- Pengusaha Ayam
- Hari – Hari Pertamaku Aku berdi...
- ...
- ...
- SAHABATMU - CERPEN PERSAHABATAN
- <!--[if gte mso 9]> <![endif]--> <!--[if...
-
▼
Maret
(22)
Popular Posts
-
Namaku Ayana, aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama Kak Rena. Aku sering banget berantem sama Kak Rena, mungkin gara-gara kita sama...
-
teks eksposisi:Karakter Remaja Islami oleh:yunus akbar surya putra (yunus/7 A/26) Pada saat ini karakter remaja islami sudah luntur ,b...
-
oleh : M.Haidar Ulin Naja VIIA/15 Kebersihan Lingkungan SPALZA PATLAS Lingkungan SMP AL AZHAR 14 kini menjadi pertanyaan ! Kebersih...
-
Oleh : Juventia Amanda(7A / 21) Banjir adalah salah satu bencana alam yg disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung ...
0 komentar:
Posting Komentar