Ayo Menabung

Ayo Menabung

Namaku Rani. Aku mempunyai adik laki-laki bernama Doni. Doni mempunyai kebiasaan buruk yaitu selalu marah ketika permintaannya tidak dituruti. Salah satunya jika ia meminta dibelikan mainan tetapi Ayahku tidak membolehkannya.
“Ayah, aku mau mainan itu.” pinta Doni.  
            “Itu belum pantas buat kamu. Kamu pasti tidak bisa memainkannya.” jawab Ayah.
            “Tapi aku mau itu!” ucap Doni sambil berteriak
             “Kita pulang saja ya, lagipula mainanmu di rumah kan masih banyak.” sahut Ayah.
             Doni terus merengek-rengek minta dibelikan mainan oleh Ayah. Padahal, di rumah banyak sekali mainan Doni yang masih bagus. Hingga suatu hari, Ayah dan Ibu berpikir untuk mengajarkan Doni menabung.
“Yah, kita ajarkan saja Doni menabung. Daripada kita terus menuruti permintaannya. Lebih baik  uangnya ditabung saja.” kata Ibu.
“Benar juga, sekalian kita mengajarkan kepada Doni tentang berhemat dan juga menabung.” jawab  Ayah.
Pada hari Minggu, Ayah dan Ibu mengajak aku serta Doni untuk pergi. Ternyata, Ayah dan Ibu mengajak kami ke bank. Disana kami diajak oleh Ayah untuk menabung. Kalau aku sudah pernah diajak oleh Ayah untuk menabung. Berbeda dengan Doni yang baru pertama kali.
“Kakak bisa kan isi ini.” kata Ayah sambil memberikan slip untuk menabung.
“Bisa yah.” jawabku penuh semangat.
“Doni nanti Ayah ajarkan untuk menabung juga ya!” ucap Ayah pada Doni.
“Yah, menabung itu apa sih? Doni enggak tau.” kata Doni.
“Menabung itu kita menyimpan uang di suatu tempat bernama bank supaya uang kita aman. Kalau  kita rajin menabung, nanti uang kita akan jadi banyak. Bisa buat kak Rani sama Doni sekolah  deh!”jawab Ayah.
“Oh gitu ya yah. Bisa buat Doni beli mainan?” tanya Doni.
“Bisa, tapi daripada uangnya buat beli mainan terus kan lebih baik ditabung buat masa depan Doni.  Ini slip buat menabungnya. Nanti Doni minta diajarin Ibu ngisinya ya!”kata  Ayah.
“Iya yah,” jawab Doni.
Setelah aku mengisi slip aku pun menuju meja petugas untuk memberikan uang dan juga slip tabungan. Sekarang, gantian Doni yang akan Ibu ajarkan untuk mengisinya.
“Ibu, Doni ajarin dong ngisi kertas ini. Biar bisa kayak kak Rani.” pinta Doni.
“Iya, sini Ibu ajarkan.”kata Ibu.
Kemudian, Ayah dan Doni segera ke meja petugas untuk menyerahkan uang dan slip tabungan. Doni sepertinya mulai tertarik untuk menabung. Terlihat dari wajahnya yang ingin tahu. Ayah dan Ibu pun senang karena Doni mau diajak untuk menabung.
Setelah semua selesai, kami bergegas menuju mobil untuk pulang. Di dalam mobil, Doni seperti senang sekali setelah diajak untuk menabung.
“Yah, Ibu, Doni seneng bisa diajarin nabung. Besok-besok kita kesini lagi ya.” kata Doni.
“Iya.” jawab Ayah dan Ibu bersamaan.
“Lebih bermanfaat menabung kan daripada Doni beli mainan terus?”tanya Ayah.
“Iya, ternyata lebih bermanfaat menabung. Biar nanti kalau Doni sudah gede punya uang yang banyak.”kata Doni.
“Uang banyak buat apa?” tanyaku pada Doni.
“Buat sekolah lah kak, buat beliin mobil buat Ayah sama Ibu.”jawab Doni.
“Ah, kamu bisa aja.”kataku.
“Doni gitu loh.” Kata Doni.

Sejak saat itu, Doni jadi lebih suka ke bank untuk menabung daripada membeli mainan. Ayah pun membelikan Doni celengan agar di rumah Doni tetap bisa menabung tanpa perlu ke bank. Aku pun tak mau kalah dengan Doni yang sekarang lebih suka menabung.



Salma Riliant Alfiani
7 A / 23

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Popular Posts