Cerita masalalu ku

Sering kali aku mendengar pertengkaran kedua orangtuaku. Setiap aku pulang berangkat sekolah, selalu dikelilingi dengan kekicauan mereka. Dan itu membuat sekolahku hancur, rasa tidak semangat, takut, benci semua mengelilingi diriku. Pada saat itu aku sampai pernah ingin kabur dari rumah, ingin bebas dari mereka. Karena setiap hari capek mendengar pertengkaran yang seharusnya tidak pernah aku lihat dan tidak aku rasakan.
Mereka hanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sampai aku pernah dipanggil kepala sekolah, Karena raportku tidak pernah diambil orangtuaku. Melainkan ibu dari teman sekelasku. Aku terdiam seketika saat ditanya ibu kepala sekolah, karena aku takut jika aku bilang kalau kedua orangtuaku sibuk dengan urusan mereka sendiri.
Malam yang tertutup oleh kabut mendung, aku berencana bilang pada mereka kalau pada hari senin pagi nanti di sekolahku mengadakan acara pertemuan antar wali murid. Dan belum ku berkata sepatah katapun, mereka sudah bertengkar. aku langsung lari ke kamar, menangis tidak ada hentinya hingga aku tertidur.
Memang sungguh malang nasibku, memiliki orangtua yang sibuk dengan urusannya sendiri. Tidak pernah peduli dengan urusan sekolahku. Aku muak dengan kehidupan yang serba ada tapi mereka tidak peduli denganku. Dan kehidupanku itu yang membuat aku lebih cepat tumbuh dewasa.
Pada saat itu aku merasa jadi anak tidak benar, karena aku sering keluar malam, minum dan lain sebagainya. Karena hanya dengan itu aku bisa melampiaskan semuanya. Aku puas, tapi saat kembali ke rumah aku bersedih dan menangis kemabli.
Semakin tahun umurku semakin bertambah, dan semakin aku tumbuh besar dan kenakalanku semakin menjadi. Saat itu sedikit demi sedikit orangtuaku memperhatikanku. Ibu bertanya padaku, “dari mana kamu, jam segini baru pulang.”
Jawabku, “memangnya apa urusanmu, aku mau mati, mau hidup memangnya kamu peduli.”
Ibu “berani-beraninya kamu tidak sopan sama orangtua, gunanya apa kamu disekolahin.”
“Selama ini memangnya ibu peduli dengan sekolahku, apa ibu tahu kalau besok ada pengambilan raport, apa ibu tahu kalau aku sudah makan, apa ibu tahu kalau aku berangkat sekolah atau tidak, apakah ibu tahu nilai sekolahku seperti apa. Ibu itu hanya memikirkan karir dan ayah, tidak pernah memikirkanku. Aku capek ya bu, setiap hari harus mendengar kalian bertengkar dengan masalah yang sepele. Aku capek bu…!!!”
“maksudmu apa, selama ini kamu tidak mengetahui kalau ayahmu itu suka bermain cewek di belakang ibu.”
Aku tidak tahu apa yang dipikirkan ibu saat itu, karena dia selalu berpikiran kalau ayah bermain dengan perempuan lain, selain ibu. Aku berusaha meyakinkannya, aku kangen dengan masa di mana mereka saling sayang, memperhatikanku. Aku rindu suasana seperti itu. Tapi, sepertinya memang sudah tidak mungkin, dan akhirnya aku memutuskan pindah sekolah dan tinggal bersama nenek di desa.
Saat itulah orangtuaku mulai sadar, dengan selama ini mereka tidak memperhatikanku. tapi keputusanku untuk tinggal bersama nenek, dan mereka hidup berdua dengan rasa sayang. Sesekali aku menemui untuk mereka berdua, kedaan mereka semakin membaik dan rencana mereka akan bulan madu lagi. Pada saat itulah aku merasakan kesenangan yang selama ini ku inginkan. Orangtua bahagia dan semenjak itu nilai sekolah selalu mendapatkan yang terbaik.


Ivan Rizky Hermawan 7A/13


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Popular Posts